Friday, 14 September 2012

Sejarah Animasi


Comic Strip yang sering kita lihat sehari-hari sebenarnya sudah menjadi tampilan pada dekorasi tembok di Mesir sekitar 2000 tahun sebelum masehi, menceritakan banyak hal yang terjadi di Mesir waktu itu dari mulai tata cara kehidupan keseharian, pemerintahan sampai adu gulat antar prajurit. Leonardo Da Vinci juga menampilkan gerakan tangan yang berputar pada karya besarnya yaitu Vitruvian Man. Illustrasi malaikat-malaikat pada mural gereja karya Giotto juga memperlihatkan repetisi gerakan yang kontinyu. Di Jepang orang menggunakan gulungan gambar untuk menceritakan cerita panjang sama seperti layaknya Wayang Beber di Jawa. Pada tembok Candi Borobudur juga terdapat urutan cerita tentang perjalan tiga babak Sidharta Gautama.
Namun seiring dengan perjalanan waktu manusia mencoba tidak hanya menangkap gambar tapi juga berupaya membuat karya artistiknya menjadi hidup dan bergerak. Sejak mula gambar babi hutan di dinding gua Altamira-Spanyol Utara hingga perjalanan kematian para Firaun adalah sebuah kronologi panjang yang dicoba untuk dikumpulkan sebagai bahan awal mula dari animasi.
ThaumatropeAnimasi, sebenarnya tidak akan terwujud tanpa didasari pemahaman mengenai prinsip fundamental kerja mata manusia atau dikenal dengan nama The Persistance of Vision. Seperti ditunjukan pada karya seorang Prancis Paul Roget (1828), penemu Thaumatrope. Sebuah alat berbentuk kepingan yang dikaitkan dengan tali pegas diantara kedua sisinya. Kepingan itu memiliki dua gambar pada sisinya. Satu sisi bergambar burung, satu sisi lainnya bergambar sangkar burung. Ketika kepingan berputar maka burung seolah masuk kedalam sangkarnya. Proses ini ditangkap oleh mata manusia dalam satu waktu, sehingga mengekspose gambar tersebut menjadi gerak.
Dua penemuan berikutnya semakin menolong mata manusia.Phenakistoscope, ditemukan oleh Joseph Plateu (1826), merupakan kepingan kartu berbentuk lingkaran dengan sekelilinganya di penuhi lubang-lubang dan gambar berbentuk obyek tertentu. Mata akan melihat gambar tersebut melalui cermin dan pegas membuatnya berputar sehingga satu serial gambar terlihat secara progresif menjadi gambar yang bergerak kontinyu. Teknik yang sama di tampilkan pada alat bernama Zeotrope, ditemukan oleh Pierre Desvignes (1860), berupa selembar kertas bergambar yang dimasukan pada sebuah tabung.
Phenakistoscope Zeotrope
Phenakistoscope dan Zeotrope
Pengembangan kamera gerak dan projector oleh Thomas Alfa Edison serta para penemu lainnya semakin memperjelas praktika dalam membuat animasi. Animasi akhirnya menjadi suatu hal yang lumrah walaupun masih menjadi “barang” mahal pada waktu itu. Bahkan Stuart Blackton, diberitakan telah membuat membuat film animasi pendek tahun 1906 dengan judul “Humourous Phases of Funny Faces”, dimana prosesnya dilakukan dengan cara menggambar kartun diatas papan tulis, lalu difoto, dihapus untuk diganti modus geraknya dan di foto lagi secara berulang-ulang. Inilah film animasi pertama yang menggunakan “stop-motion” yang dihadirkan di dunia.
Pada awal abad ke dua puluh, popularitas kartun animasi mulai menurun sementara film layar lebar semakin merajai sebagai alternatif media entertainment. Publik mulai bosan dengan pola yang tak pernah berganti pada animasi tanpa didalamnya terdapat story line dan pengembangan karakter. Apa yang terjadi pada saat itu merupakan kondisi dimana mulai terentang jarak antara film layar lebar dan animasi, kecuali beberapa karya misalnya Winsor McCay yang berjudul Gertie the Dinosaur, 1914. McCay telah memulai sebuah cerita yang mengalir dalam animasinya ditambah dengan beberapa efek yang mulai membuat daya tarik tersendiri. Hal ini juga mulai terlihat pada karya Otto Messmer, Felix the Cat.
“Plots? We never bothered with plots. They were just a series of gags strung together. And not very funny, I’m afraid.” – Dick Huemer, 1957
Pada era ini, cerita animasi masih banyak terpengaruh pola cerita klasik, mungkin masih terasa hingga saat ini. Tipikal ceritanya selalu dengan tokoh yang menjadi hero dan musuhnya. Industri animasi mulai kembali menanjak di Amerika manakala komersialiasi mulai merambah dunia tersebut. Cerita and strory line pun mulai beragam disesuaikan dengan demand publik. Industri-industri film raksasa mulai membuat standardisasi animasi yang laku di pasaran. Biaya produksi pun dapat ditekan dan tidak setinggi dulu. Akhirnya kartun mulai memasuki era manufaktur dipertengahan abad ke dua puluh.

Sejarah Fotografi

FOTOGRAFI secara umum baru dikenal sekitar 150 tahun lalu. Ini kalau kita membicarakan fotografi yang menyangkut teknologi. Namun, kalau kita membicarakan masalah gambar dua dimensi yang dihasilkan dari peran cahaya, sejarah fotografi sangatlah panjang. Dari yang bisa dicatat saja, setidaknya "fotografi" sudah tercatat sebelum Masehi.
DALAM buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 sebelum Masehi, seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang, maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi.
Kemudian, pada abad ke-10 Masehi, seorang Arab bernama Ibn Al-Haitham menemukan fenomena yang sama pada tenda miliknya yang bolong.
Hanya sebatas itu informasi yang masih bisa kita gali seputar sejarah awal fotografi karena keterbatasan catatan sejarah. Bisa dimaklumi, di masa lalu informasi tertulis adalah sesuatu yang amat jarang.
Demikianlah, fotografi lalu tercatat dimulai resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya.
Adalah tahun 1839 yang dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi. Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat permanen.
Penemu fotografi dengan pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Tapi, Pemerintah Perancis, dengan dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma.
Maka, saat itu manual asli Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.
Meskipun tahun 1839 secara resmi dicanangkan sebagai tahun awal fotografi, yaitu fotografi resmi diakui sebagai sebuah teknologi temuan yang baru, sebenarnya foto-foto telah tercipta beberapa tahun sebelumnya.
Sebenarnya, temuan Daguerre bukanlah murni temuannya sendiri. Seorang peneliti Perancis lain, Joseph Nicephore Niepce, pada tahun 1826 sudah menghasilkan sebuah foto yang kemudian dikenal sebagai foto pertama dalam sejarah manusia. Foto yang berjudul View from Window at Gras itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.
Niepce membuat foto dengan melapisi pelat logam dengan sebuah senyawa buatannya. Pelat logam itu lalu disinari dalam kamera obscura sampai beberapa jam sampai tercipta imaji.
Metode Niepce ini sulit diterima orang karena lama penyinaran dengan kamera obscura bisa sampai tiga hari.
Pada tahun 1827, Daguerre mendekati Niepce untuk menyempurnakan temuan itu. Dua tahun kemudian, Daguerre dan Niepce resmi bekerja sama mengembangkan temuan yang lalu disebut heliografi. Dalam bahasa Yunani, helios adalah matahari dan graphos adalah menulis.
Karena Niepce meninggal pada tahun 1833, Daguerre kemudian bekerja sendiri sampai enam tahun kemudian hasil kerjanya itu diumumkan ke seluruh dunia.
FOTOGRAFI kemudian berkembang dengan sangat cepat. Tidak semata heliografi lagi karena cahaya apa pun kemudian bisa dipakai, tidak semata cahaya matahari.
Penemuan cahaya buatan dalam bentuk lampu kilat pun telah menjadi sebuah aliran tersendiri dalam fotografi.
Cahaya yang dinamai sinar-X kemudian membuat fotografi menjadi berguna dalam bidang kedokteran.
Pada tahun 1901, seorang peneliti bernama Conrad Rontgen menemukan pemanfaatan sinar-X untuk pemotretan tembus pandang. Temuannya ini lalu mendapat Hadiah Nobel dan peralatan yang dipakai kemudian dinamai peralatan rontgen.
Cahaya buatan manusia dalam bentuk lampu sorot dan juga lampu kilat (blits) kemudian juga menggiring fotografi ke beberapa ranah lain. Pada tahun 1940, Dr Harold Edgerton yang dibantu Gjon Mili menemukan lampu yang bisa menyala-mati berkali-kali dalam hitungan sepersekian detik.
Lampu yang lalu disebut strobo ini berguna untuk mengamati gerakan yang cepat. Foto atlet loncat indah yang sedang bersalto, misalnya, bisa difoto dengan strobo sehingga menghasilkan rangkaian gambar pada sebuah bingkai gambar saja.
Demikian pula penemuan film inframerah yang membantu berbagai penelitian. Kabut yang tidak tembus oleh cahaya biasa bisa tembus dengan sinar inframerah. Tidaklah heran, fotografi inframerah banyak dipakai untuk pemotretan udara ke daerah-daerah yang banyak tertutup kabut.
Kemajuan Pesat
KEMAJUAN teknologi memang memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera sebesar mesin jahit hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.
Temuan teknologi makin maju sejalan dengan masuknya fotografi ke dunia jurnalistik. Karena belum bisa membawa foto ke dalam proses cetak, surat kabar mula-mula menyalin foto ke dalam gambar tangan. Dan surat kabar pertama yang memuat gambar sebagai berita adalah The Daily Graphic pada 16 April 1877. Gambar berita pertama dalam surat kabar itu adalah sebuah peristiwa kebakaran.
Kemudian, ditemukanlah proses cetak half tone pada tahun 1880 yang memungkinkan foto dibawa ke dalam surat kabar.
Foto pertama di surat kabar adalah foto tambang pengeboran minyak Shantytown yang muncul di surat kabar New York Daily Graphic di Amerika Serikat tanggal 4 Maret 1880. Foto itu adalah karya Henry J Newton.
Banyak cabang kemajuan fotografi yang terjadi, tetapi banyak yang mati di tengah jalan. Foto Polaroid yang ditemukan Edwin Land, umpamanya, pasti sudah tidak dilirik orang lagi karena kini foto digital juga sudah nyaris langsung jadi.
Juga temuan seperti format film APSS (tahun 1996) yang langsung mati suri karena teknologi digital langsung masuk menggeser semuanya.

Wednesday, 21 December 2011

FINAL FANTASY VII: ADVENT CHILDREN (2005)

FINAL FANTASY VII: ADVENT CHILDREN (2005)Tanggal Rilis : 14 September 2005 (Japan)
Jenis Film : Animation | Action | Sci-Fi 
Diperankan Oleh : Takahiro Sakurai, Ayumi Ito and Shotaro Morikubo

Ringkasan Cerita FINAL FANTASY VII: ADVENT CHILDREN (2005) :
Film ini menceritakan Dua tahun setelah kejadian Final Fantasy VII, penyakit yang disebut Geostigma menyebar di seluruh planet. Penyakit ini dipercaya disebabkan oleh material asing yang menyerang tubuh, akibat kejadian di Final Fantasy VII dua tahun lalu. Merasa bersalah dan dihantui masa lalunya, ex-SOLDIER Cloud Strife memilih hidup sendiri, jauh dari teman-temannya sambil bekerja di “Strife Delivery Service”, yang bermarkas di lokasi bar Tifa Lockheart, Seven Heaven. Seven Heaven juga merawat anak-anak yang terkena Geostigma.
Disini, Tifa tinggal bersama Marlene anak angkat Barret dan juga Denzel (salah satu anak yang terkena Geostigma), sedangkan Barret mencari energi alternatif untuk menggantikan energi Mako. Suatu hari, Cloud mendapat panggilan telepon dari Shira Company, presiden Shinra Company ingin agar Cloud melindunginya dari tiga pria misterius, salah satu diantaranya bernama Kadaj, mereka sedang mencari “Ibu”, dan mereka percaya kalau Cloud mengetahui dimana mereka dapat menemukanya.
Siapa sebenarnya ketiga orang tersebut? Apa yang dimaksud dengan “Ibu”? Apa ada hubunganya dengan kebangkitan Sephiroth?
[IMDb rating : 7.4/10]
[Awards : - ]
[Production Co : Square Enix Company, Square USA]
[IMDb link : http://www.imdb.com/title/tt0385700]

[Quality : BRRip]
[File Size : 500 MB]
[Format : Matroska >> mkv]
[Resolution : 1008x560]
[Source : 720p bluray]
[Password : mediafire4u.com]

Part1 | Part2 | Part3 | Part4 | Part5 |
Join with HJ-SplitDownload HJ-Split

Bagi Pengunjung Baru klik di sini Cara Menggabungkan File Ekstensi .001 dan .002

FILM FINAL FANTASY: THE SPIRITS WITHIN (2001)

Tanggal Rilis : 11 July 2001 (USA)
Jenis Film : Action, Adventure, Animation
Diperankan Oleh : Alec Baldwin, Steve Buscemi, Ming-Na

Ringkasan Cerita FILM FINAL FANTASY: THE SPIRITS WITHIN (2001) :
Pada tahun 2065, bumi akan dipenuhi dan diatur oleh alien. Manusia yang tersisa tinggal di “kota penghalang” di seluruh dunia dan berusaha membebaskan planet bumi dari Phantom, sebuah ras alien yang terkuat. Satu-satunya harapan bagi mereka datang dari ilmuwan Aki Ross dan mentornya, Dr Sid, yang memiliki rencana untuk menghancurkan Phantom tanpa merusak planet bumi, tapi seorang jendral bernama Hein bertekad untuk menggunakan meriam ruang Zeus untuk menghancurkan Phantom, jika sampai terjadi maka itu merupakan proses penghancuran Bumi.


[IMDb rating : 6.4/10]
[Awards : 5 nominations]
[Production Co : Chris Lee Productions, Square Company, Square USA]
[IMDb link : http://www.imdb.com/title/tt0173840]

[Quality : BRRip]
[File Size : 600 MB]
[Format : Matroska >> mkv]
[Resolution : 1280 X 544]
[Source : 720p.BluRay.x264.DTS]

Part1 | Part2 | Part3 |
Join with HJ-SplitDownload HJ-Split
Credit to original uploaders

Download English Subtitle
Download Indonesian Subtitle
Bagi Pengunjung Baru klik di sini Cara Menggabungkan File Ekstensi .001 dan .002 

Monday, 12 December 2011

FILM INKHEART

FILM INKHEARTTanggal Rilis :2008
Jenis Film :Adventure | Family | Fantasy
Diperankan Oleh :Brendan Fraser, Andy Serkis and Eliza Bennett

Ringkasan Cerita FILM INKHEART :
Mortimer Folchart (Brendan Fraser) memiliki bakat yang cukup unik. Ia mampu ‘menghidupkan’ tokoh fiksi dalam buku cerita hanya dengan membacanya keras-keras.
Mortimer baru menyadari bakat ini ketika ia membacakan sebuah dongeng untuk putrinya Meggie (Eliza Bennett). Saat ia membacakan dongeng itu, tiba-tiba saja tokoh yang ada dalam buku dongeng tersebut hidup dan muncul di hadapan Mortimer. Sayangnya bakat ini memiliki efek buruk. Saat tokoh dalam dunia dongeng ini muncul ke dunia, maka secara otomatis ada manusia yang harus menggantikan posisinya di dunia dongeng.
Mortimer tak pernah mau menceritakan pada Meggie misteri hilangnya ibu Meggie Theresa (Sienna Guillory) yang sebenarnya terserap masuk ke dunia dongeng saat Mortimer ‘menghidupkan’ tokoh Capricorn (Andy Serkis). Kini Capricorn yang punya niat jahat berusaha memaksa Mortimer untuk ‘menghidupkan’ juga tokoh-tokoh jahat lain untuk membantu niat jahat Capricorn.kapanlagi.com
Nah, gimana kira-kira DFder.. Lumayan seru kan? Silahkan disimak sendiri deh…





FileServe
—————————————————————————————
LING DVDrip 700MB.AVI | PartI | Part II | PartIII | Part4 |
SUBTITLE INDONESIA INCLUDED
—————————————————————————————

—————————————————————————————–
DVDrip 700MB.AVI
—————————————————————————————–





~J U M P B R 0 N C H X~
Thank You for Watching this movie
Bagi Pengunjung Baru klik di sini Cara Menggabungkan File Ekstensi .001 dan .002 

 
Powered by Blogger